Wednesday 15 July 2015

Séparatio

Ketika idealisme dan tipikal dikalahkan oleh sesuatu yang kau sebut cinta, saat itulah akhirnya kau dewasa.
Ketika rupa dan harta tak lagi jadi alasanmu untuk mencinta, saat itu lah kau rasakan indah dan kaya.

Aku suka fotografi. Dulu sempat ingin punya pacar yang hobi motret, yang bisa abadikan setiap momenku dan dia dengan apik dalam lembaran film atau sekedar postingan instagram. Tapi kamu, kamu abadikan semua dalam otakku, yang sampai nanti kita berpisah, tetap bisa terputar jelas dalam memori. Yang selalu bisa melempar kebelakang momen kita saat aku pijakkan kaki di sana.

Aku suka jajan dan makan. Dulu sempat ingin punya pacar yang bisa diajak pergi makan dan wisata kuliner kemanapun, kapanpun. Yang bisa menemani aku mencicipi makanan enak dimana saja. Tapi kamu, kamu membuatku merasa angkringan tugu jauh lebih enak dibanding apapun. Kamu membuatku merasakan singkong rebus terasa lebih enak dari roti dan pastry manapun. Asal aku bersamamu.

Dulu, aku ingin punya pacar yang suka nonton film. Yang bisa diajak nonton film terbaru dan membicarakan tentang itu berdua. Tapi kamu, kamu membuatku merasa tengah memainkan peran dalam film paling indah denganmu. Menikmati segala scene kehidupan sampai waktunya nanti tertuliskan kata tamat.

Dulu, aku begitu menilai segala dari fisik dan kelihatannya. Apa yang kulihat, itulah yang terjadi dan ku percaya. Tapi kamu, kamu membuatku sadar bahwa apa yang terlihat belum tentu sama dengan apa yang sebenarnya terjadi. Apa yang terlihat, bisa saja hanya tipuan mata dan materi.

Kamu membuatku jatuh cinta, tanpa alasan. Segala logikaku telah kalah oleh apa yang orang-orang sebut sebagai cinta. Aku mencintaimu tanpa alasan. Aku pun tak punya alasan untuk bisa meninggalkanmu.

Hati-hati di sana. Jaga dirimu baik-baik. Jaga kepercayaan dan hati yang aku titipkan padamu sampai tiba saatnya nanti. Empat tahun bukan waktu yang singkat dan mudah. Tapi bukan berarti mustahil untuk dilalui. Kejar impianmu, beri yang terbaik untuk keluargamu. Senderkanlah penatmu pada fotoku yang akan kau bawa merantau nanti. Biarkan segala berjalan tanpa tuntutan, biarkan takdir Tuhan berjalan pada aliran darahmu dan darahku. Bila harus menyatu, nanti kan menyatu.

Untukmu, seseorang yang kutitipkan cinta ke Semarang

No comments:

Post a Comment