Friday 27 December 2013

Percaya...

Semua hal pasti punya awal dan akhir. Aku percaya itu. Ini adalah awal dari hidupku yang sesungguhnya. Semua masalah pasti bisa mendewasakan seseorang. Tinggal kita yang memilih, ingin didewasakan atau justru diterpurukkan oleh masalah...

Seperti lagunya Lenka. Trouble is a friend. Karena memang tidak bisa dipungkiri, kita hidup selalu bersama masalah. Itulah mengapa Tuhan ciptakan akal pikiran serta hati bagi manusia. Bukan untuk menghilangkan semua masalahnya, namun untuk sekedar menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi, dan masalah yang akan dihadapi...

Dan aku, memilih untuk didewasakan. Memilih untuk tidak rugi dengan berlarut-larut pada kesedihan, marah, dendam, atau apalah itu. Aku belum 17 tahun. Masaku masih panjang. Aku yang tentukan kemana aku kan melangkah, dimana aku akan tinggal, dan pada siapa aku akan percaya...

Aku percaya, Tuhan tidak pernah tidur. Ia selalu melihatku, selalu mengerti. Karena aku percaya, disaat tiada seorangpun yang peduli padamu, masih ada Tuhan yang menjaga dan selalu ada untukmu...

Jogja, Aku Ingin Pergi...

Jogja pagi ini, dingin menusuk tulang. Terbangun dan menemukan fakta bahwa kehangatannya akan hilang selamanya. Kota ini berubah seketika. Tak ada lagi, tak dapat kurasakan hangatnya jogja...

Jogja, kota ini tak pernah salah atas keadaan. Matahari masih menyinarinya dari timur, dan pergi ke barat saat sore datang. Kota ini tak pernah mati, hanya saja mati dihatiku...

Hanya saja aku masih bersyukur, masih ada fajar yang selalu datang di pagi hari. Masih ada desah nafas yang terhembus dari tubuh ini. Masih ada senja yang tenggelam, berganti dengan malam. Aku sadar sepenuhnya bahwa tubuhku masih tersisa, tapi hatiku hancur, hampir tak terlihat lagi...

Aku ingin meninggalkan kota ini, mengubur dalam-dalam semua kenangan pahitnya hingga membusuk bersama tanah. Aku hanya ingin pergi...

Wednesday 23 October 2013

#31


lahir 11 November 2012 dalam proses yang cukup berat. Walaupun tak seberat kakak-kakak kami sebelumnya. Selama menjadi embrio, kami ditempa fisik dan juga mental, menjadikan kami pribadi yang kuat, jauh lebih kuat dari sebelumnya. Ujian dan rintangan yang kami lalui bersama, menjadikan kami keluarga yang semakin hari semakin erat. Saudaraku berjumlah 36, saudariku berjumlah 35.
Kami anak ke 31. “Rahim” ini masih akan melahirkan anak-anak yang entah akan sampai berapa lagi. Saat ini, “rahim” ini sedang mengandung anak-anak yang akan menjadi adik-adik kami nantinya.
Kakak-kakak kami telah berhasil, memboyong piala di atas nama SMADA. Kebanggaan luar biasa sekaligus beban berat untuk mempertahankan prestasi tengah kami pikul saat ini. Terlahir dari “rahim” yang sama, kami pasti bisa seperti mereka.
Rahim ini bernama Bhakti Manggala Smada Jaya. Sebuah nama dari Pasukan Inti SMA Negeri 2 Yogyakarta. Tertulis jelas dalam badge seragam kebesaran kami, dan kaos kami yang berwarna sama.
Tujuan kami bukanlah menang. Tujuan kami menjadi yang terbaik. Tujuan kami adalah pembuktian atas segala anggapan meremehkan yang kami terima. Kami hanya ingin semua tahu, kanthi smada tetap berjaya!

Studium Generale


“jadilah permata bagi smada”

Sebuah kalimat singkat yang terlontar dari kakak angkatan jauh diatas kami. Beliau angkatan 4, sedangkan kami 31. Walau terpaut 27 tahun, beliau tetap ingin kami panggil “mas”. Mas Anies Rasyid Baswedan.
Adalah studium generale. Sebuah event yang digelar oleh kami, Smada Yogyakarta. Dimana di acara ini, Anies Baswedan menunjukkan bukti dan praktek atas sebuah gerakan yang beliau canangkan. Indonesia Mengajar.

Beberapa hari sebelum studium generale, kami telah diberi tahu bahwa kanthi #31 akan memberi penghormatan untuk “Mas” Anies. Sempat simpang siur terdengar bahwa jika diminta, kami akan deville di depan rektor salah satu universitas swasta ternama ini. Namun H-1 SG, harapan kami pupus. Sie acara memberi tahu bahwa deville hanya akan ditunjukkan melalui video.
Hari H, pagi hari kami tetap melaksanakan KBM reguler selama 4 jam pelajaran. Setelah itu dilanjutkan dengan pelantikan pengurus OSIS periode 2013-2014. Di tengah-tengah pelantikan, kami dipanggil oleh komandan 1, Azka dan Mael, untuk bersiap-siap dan segera mengenakan seragam sakral kami. Biru dongker.
Pukul 11 lebih 15 menit, kami dibariskan di parkiran motor depan untuk menyambut kedatangan pak Anies. Cukup lama kami menunggu sampai akhirnya sebuah innova krem berplat Jakarta berhenti di depan gerbang smada. Beliau turun dan dikalungkan untaian bunga oleh penari pembuka. Ivanna dan Fia.
Melewati kami, Mael memberi komando hormat hingga kak Anies sampai di dalam smada. Di ujung sana, Azka menegakkan kami. Lalu kami kembali memberi penghormatan dari ruang guru menuju ke panggung. Saat melewati aku, Fadhil, dan Adis, beliau sempat berkata, “dulu saya juga pakai seragam ini. Sama persis.”
Beliau kanthi angkatan keempat. Angkatan yang pertama kali membuat desain seragam kanthi yang dikenakan hingga sekarang. Berwarna biru dongker, gagah, megah. Beliau berkata bahwa ia turun tangan langsung dalam pendesainan dan pemesanan pertama seragam kanthi ini. Sungguh, ada rasa bangga yang amat kuat saat mendengarnya. Seperti menemukan kakak yang telah lama pergi.
Ya, beliau kakak kami. Tidak peduli jika sebelumnya tak pernah mata kami berjumpa, tak peduli jika sesungguhnya beliau lebih cocok kami panggil bapak ketimbang kakak. Ada rasa hangat, seperti menyambut keluarga yang lama tak berjumpa.
Di pertengahan SG, bu Lis memberi tahu bahwa kami positif deville didepan kak Anies. Tanpa persiapan. Waktu yang tinggal sedikit kami manfaatkan untuk latihan formasi agar bisa memberi yang terbaik bagi beliau.
Setelah SG selesai, kami bersiap di lapangan basket untuk deville walau tanpa persiapan dan latihan yang berarti. Alhamdulillah, baik pasukan putri maupun putra sukses menampilkan formasi kami. Suatu kehormatan bagi kami ketika kak Anies menyalami kami satu persatu dan memberikan motivasi yang menggugah kembali semangat kami.

“Saya tahu kalian lelah dan panas bila latihan seperti ini. Tapi kalian harus ingat satu hal. Apa persamaan permata dengan batu bara? Keduanya sama-sama senyawa karbon. Namun apa yang dilalui keduanya tidaklah sama sehingga menjadikannya berbeda. Permata melalui proses yang berat. Di tempa dengan suhu tinggi, dan proses-proses lain. Jelas berbeda dengan batu bara. Batu bara banyak jumlahnya, sedangkan permata sedikit. Saya berharap kalian bisa menjadi permata bagi smada J

Kak Anies, filosofi karbonmu akan selalu kami ingat...

-31-

Thursday 20 June 2013

Hari Bersamamu

Sore ini, sambil tersenyum, aku mengingat kembali hari senin "kita". Ya, kita.

Hari itu, pulang sekolah kita pergi bareng ke marko buat ngobrol dan ketemuan. Aku pesan susu cookies medium dan kamu pesan susu pisang large. Ngobrol ngalor ngidul, cerita-cerita tentang kegiatan selama nggak ketemu satu sama lain, sampai akhirnya kamu bicara sama aku mengenai kejadian hari Sabtu.  Kamu ngasih tau dan negur aku tentang sikapku di hari Sabtu yang marah-marah nggak jelas ke kamu dan bikin kamu bingung.

Kamu sama sekali gak marah sama aku, kamu hanya ngasih tau dengan halus, seperti ayah yang menasihati balitanya. Ya, disaat itu, aku merasa bagaikan balita. Diam, cemberut, mendengarkan. Sedangkan kamu, menggenggam tanganku dan memberi pengertian tentang semuanya. Aku benar-benar menjadi balita saat itu, apalagi ketika mengingat hari Sabtu kemarin.

Setelah itu, suasana menjadi kaku. Aku diam dan hanya diam. Akhirnya kamu mengajakku pulang. Aku mengerti, kamu sedih dan kecewa (lagi) sama sikapku hari itu. Tapi sungguh, sebenarnya dalam hati aku meracau mencerca diriku sendiri, menyesali sikapku padamu di hari Sabtu dan juga hari ini.

Jam menunjukkan pukul 13.30. Aku dan kamu sama-sama belum sholat dzuhur. Akhirnya kamu ngajak aku ke masjid di dekat smada buat sholat bareng. Sungguh, melihatmu sedang sujud membuatku jatuh cinta lagi padamu. Aku hanya berandai, seandainya bukan kamu yang bersamaku saat itu, mungkin "dia" yang bersamaku tak mau repot-repot mengantarkanku ke masjid untuk sholat barang sebentar. Seketika aku bersyukur sangat dalam pada Tuhanku.

Selesai sholat, kita berjalan kembali. Di pertigaan boplaz, hujan mulai turun rintik-rintik. Perlahan tapi pasti, hujan semakin deras seiring dengan deru laju motormu yang semakin cepat untuk mengantarku pulang ke rumah. Namun, Tuhan menghendaki warung tegal di pinggir Jalan RW. Monginsidi yang sudah tak terpakai sebagai tempat kita untuk berteduh. Aroma petrichor menyeruak di sela-sela hujan yang semakin lama semakin deras.

Awalnya hangat cenderung panas, suasana khas ketika hujan baru saja turun mengenai aspal panas yang seharian tadi terpanggang sinar matahari. Lama kelamaan, aspal mulai mengalah pada hujan, kalor yang dikandungnya hilang, berganti dengan kesejukan yang cenderung dingin.
Aku melepas tas yang tegantung di punggungku. Memeluknya, membunuh dingin dan menghalangi tempyasan air mengenai seragamku. Lalu tanganmu tiba-tiba meraih pundakku, mendekapnya. Aku menatapmu, lama, hangat, nyaman. Dan seketika kepalaku rebah di pundakmu.

Nyaman, hanya kata itu yang sanggup menggambarkan perasaanku saat itu. Dan seketika kekakuan di antara kita hilang, ikut terbawa arus air hujan yang menjauh pergi dari tempat kita berdiri. Aku menatapmu, tersenyum, lalu tertawa. Kita berbincang lagi sehangat dulu. Tak perduli seberapa dingin udara di sekitar kita, aku tak lagi merasakannya. Hanya demi melihat tawa di wajahmu, jantungku berdetak begitu kencang, seperti pertama aku jatuh cinta padamu.

Perlahan hujan berhenti, berganti dengan matahari yang bersinar malu-malu dibalik awan. Kita kembali menuju rumahku. Sungguh, perjalanan ini begitu menyenangkan, karena tawamu terdengar begitu renyah di depanku.

Dalam hati aku berharap, hujan akan turun lagi setelah kita sampai dirumahku...

Sampai di rumahku, kamu duduk di teras. Aku masuk untuk mengganti bajuku yang basah karena terciprat air di perjalanan tadi. Setelah itu aku keluar dan membawa serta gitar yang biasanya menemaniku ketika sedang jenuh dan memberikannya padamu. Aku duduk di sampingmu, mengamatimu mendentingkan nada-nada indah dari senar gitarku. Perlahan aku bernyanyi, kau pun juga. Sungguh saat itu aku amat bahagia. Melihatmu tertawa karena nada yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, melihatmu tertawa karena salah petik dan semuanya yang kulihat padamu, membuatku jatuh cinta padamu....

Lagi....

Saturday 8 June 2013

Kenapa Over The Rainbow?

Hari ini aku ngubah judul sama tampilan blogku buat yang kedua kali. Maklum, anak labil...
Sekarang sih lebih simpel dan gak terlalu berat, lebih enak dilihatnya menurutku.
Nah, buat judul blog yang baru, aku milihnya "Over The Rainbow"

Kenapa Over The Rainbow?
Soalnya aku suka banget sama music instrumentalnya Over The Rainbow versinya Kenny G.
Karena waktu mau ngubah blognya aku bingung mau pake nama apa, yaudah langsung kepikir over the rainbow dan aku pake aja.
Sebenernya aku juga gak ngerti arti harfiahnya over the rainbow tuh apa ._.
Over = di atas
Rainbow = pelangi
berarti artinya di atas pelangi dong ._.
Di atas pelangi kan langit, berarti nama lain blogku sky dong ._.
Duh gak penting banget deh buat dibahas-_-

Yaudah, sebenernya cuma mau nambahin postingan aja sih, abisnya udah nyaris setahun gak posting apa-apa di blog ini.
Akhirul kalam, selamat menikmati blog saya yang udah diperbaharui dan makin absurd ini.

Salam,

Yang punya blog

Happy Birthday My Boy!

it's been a long time aku gak posting di blog ini. yah niat awal sih pengennya aktif lagi, tapi gatau bisa apa enggak :p
oiya, hari ini ada something special yang terjadi. mau tau? :p
hahaha cuma ulang tahunnya seseorang yang berarti banget di hidupku sih *cielah*
alhamdulillah dia udah 17 tahun sekarang, udah mau punya katepe sama sim xD
he's said katanya bisa nganterin aku kemana aja kalo udah punya sim :3

buat kamu yang lagi berulang tahun hari ini, aku cuma pengen ngucapin selamat yaaa :3
semoga semua cita-cita dan impianmu bisa tercapai, selalu dimudahkan segala urusannya sama Allah SWT :)
semoga kamu dikasih kesabaran lebih buat ngadepin aku :p
intinya aku berharap semua yang terbaik untuk kamu o:)
love you <3

sincerely,

cewe yang 20 hari lagi 16 tahun :p